Kurkumin (bahasa Inggris: diferuloylmethane adalah senyawa aktif yang ditemukan pada kunir, berupa polifenol dengan rumus kimia C21H20O6. Kurkumin memiliki dua bentuk tautomer: keton dan enol. Struktur keton lebih dominan dalam bentuk padat, sedangkan struktur enol ditemukan dalam bentuk cairan. Kurkumin merupakan senyawa yang berinteraksi dengan asam borat menghasilkan senyawa berwarna merah yang disebut rososiania.
Senyawa turunan kurkumin disebut kurkuminoid, yang hanya terdapat dua macam, yaitu desmetoksikurkumin dan bis-desmetoksikurkumin, sedangkan in vivo, kurkumin akan berubah menjadi senyawa metabolit berupa dihidrokurkumin atau tetrahidrokurkumin sebelum kemudian dikonversi menjadi senyawa konjugasi monoglusuronida.
Kurkumin dikenal karena sifat antitumor dan antioksidan yang dimilikinya, selain banyak kegunaan medis seperti;
* melindungi saraf, mengurangi risiko radang otak vasospasma dan mengembalikan homeostasis energi pada sistem otak yang terganggu akibat terluka atau trauma.
* menghambat dan mengurangi penumpukan plak amiloid-beta pada penderita Alzheimer.
* melindungi hati, antara lain dari hemangioendotelioma, hepatokarsinoma, Hepatitis B.
* melindungi pankreas dari akibat rasio sitokina yang berlebihan, bahkan setelah transplantasi, serta * menurunkan resistansi terhadap insulin dan leptin
* melindungi sel Leydig dari pengaruh alkohol.
* menurunkan peradangan pada jaringan adiposa.
selain itu kurkumin juga:
* menghambat indoleamina 2,3-dioksigenase, sebuah enzim yang berperan dalam degradasi triptofan pada sel dendritik yang distimulasi oleh LPS atau interferon, dan menghambat matangnya sel dendritik. Ekspresi siklo oksigenase-2 yang diinduksi oleh LPS dan produksi prostaglandin E2 akan meningkat, dan mengakibatkan de-ekspresi molekul CD80, CD86 dan MHC I dan menghambat produksi sitokina IL-12 p70 dan TNF-α.
* menghambat angiogenesis.
* menghambat lintasan COX[20] dan LO pada metabolisme eikosanoid. Kurkumin sangat efektif untuk * menghambat pertumbuhan sel kanker, seperti kanker payudara, namun menunjukkan sifat toksik terhadap kultur sel punca.
Defisiensi COX dapat mengakibatkan sindrom Leigh, SCO2 (hypertrophic cardiomyopathy), SCO1 (gagal hati, koma ketoasidosis), and COX10 (encephalopathy, tubulopathy).
0 comments:
Post a Comment